Diakui Kaya Ketika Memberi
Konsep rejeki itu bukan hanya uang, tenaga dan waktu yang bermanfaatpun merupakan rejeki
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ ثَوْبَانَ بْنِ بُجْدَدَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم
أََفْضَلُ دِيْنَارٍ يُنْفِقُهُ الرّجُلُ دِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى دَابَّتِهِ
فِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَدِيْنَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى أَصْحَابِهِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ - رواه مسلم
Dari Abi ‘Abdillah Tsauban bin Bujdad bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Dinar yang paling utama yang dibelanjakan seseorang adalah dinar yang ia belanjakan untuk keluarganya, dinar yang ia belanjakan untuk kendaraannya di jalan Allah, dan dinar yang ia infakkan untuk rekan-rekannya (yang tengah berjuang) di jalan Allah.” (H.R. Imam Muslim)
Bila anda sedang di puncak kenikmatan mencari uang, lalu menikmati setiap digit yang bertambah pada simpanan. Pernahkan anda berpikir kapan usainya kita mencari uang? Kemana setiap sen kita dihabiskan? Mengapa kebutuhan hidup seolah ikut bertambah sesuai bertambahnya uang?. Pertanyaan inilah yang diteliti oleh suatu perusahaan bernama asuransi.
Islam juga punya asuransi, malah semua ibadah kita juga bisa disamakan asuransi terkadang malah deposito. Asuransi yang kalau kita rajin puasa -misalnya- bukan saja tebukanya pintu Arayyan –salah satu pintu surga yang dibuka untuk orang yang rajin berpuasa- namun ketika kita diberi ujian maka asuransi siap membaya tunai dengan mustajabnya doa sang puasa.
Berganti menjadi deposito ketika doa di dunia tak tebayar ‘asuransi’ maka deposito amal kita akan diberi saat hari penghisaban terjadi tertulis dalam kitab lauh mahfudz, InsyaAllah.
Tapi kita sedang membicarakan uang, apa yang bisa dilakukan dengan uang untuk ‘membeli’ rahmat Allah. Jawabannya banyak, pertanyaannya sebanyak apa uang yang anda punya? Selanjutnya sebanyak itukah anda keluarkan untuk bersedekah?.
Konsep rejeki itu bukan hanya uang, tenaga dan waktu yang bermanfaatpun merupakan rejeki. Dan amal sendiri tidak harus selalu berbentuk uang, tenaga, waktu bahkan senyum tulus dalam Islam termasuk amal.
Baiklah kali ini kita akan bahas dulu mengenai uang. Definisi dari orang yang mempunyai banyak uang tentu saja Kaya, dan bila sedikit uang maka miskin. Mengenai tujuan untuk memperkaya diri, menabung untuk hari tua, meninggalkan warisan yang banyak untuk anak itu kembali kepada yang bersangkutan.
Tapi mengapa ya seseorang disebut kaya? Tentunya sebutan itu datangnya dari ORANG LAIN. Tak ada sebutan kaya ketika anda sebatang kara di dunia. Minimal harus ada dua orang dimana yang satu miskin maka satunya lagi disebut kaya.
Lalu apa arti kaya ketika hanya dinikmati sendiri? Mau dikemanakan uang yang banyak bila anda hanya sendiri. Minimal harus ada dua orang baru terasa nikmatnya kaya. Melihat definisi itu, sungguh merepotkan.
هَا أَنْتُمْ هَؤُلاءِ تُدْعَوْنَ لِتُنْفِقُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَمِنْكُمْ مَنْ يَبْخَلُ وَمَنْ يَبْخَلْ فَإِنَّمَا يَبْخَلُ عَنْ نَفْسِهِ وَاللَّهُ الْغَنِيُّ وَأَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ وَإِنْ تَتَوَلَّوْا يَسْتَبْدِلْ قَوْمًا غَيْرَكُمْ ثُمَّ لا يَكُونُوا أَمْثَالَكُمْ
“Ingatlah, kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah. Maka di antara kamu ada yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan kamulah orang-orang yang berkehendak (kepada-Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini.” [Muhammad (47):38]
Pilihlah definisi Islam mengenai kaya. Sedekahkan uangmu pada fakir, miskin dan anak yatim dari keluarga, kerabat, tetangga, lalu semua orang bila mampu. Tak perlu dikumpulkan jadi banyak namun dimulai dari sedikit. Maka sebutan kaya sudah di ada di belakang nama, bukan kaya harta namun kaya jiwa.
Kaya dalam pengertian disini, merasa ketika sekiranya kebutuhannya hanya ‘satu gelas’ maka ketika rejeki mengalir kedalamnya dia bukan memperbesar gelas, melainkan membiarkannya meleber sehingga turun kebawah. Semoga saat kita beramal, bukan mengejar predikat kaya namun membiarkan Allah memeperkaya kita baik harta maupun jiwa, di dunia dan lebih baik lagi di Akhirat, Wallahu ‘Alam Bishawab.
وَأَنَّهُ هُوَ أَغْنَى وَأَقْنَى
“dan bahwasanya Dia yang memberikan kekayaan dan memberikan kecukupan” [An-Najm (53):48]
Author : PercikanIman.ORG
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda