Kamis, 08 September 2011

Makna Sehelai Daun yang Jatuh,,

Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
(al An’am :59)



Sahabat mari kita tadaburi makna ayat diatas....



Pernahkah kita menyempatkan diri menghitung berapa helai daun yang jatuh dari pohon? Ini mungkin terkesan sepele, sama sepelenya dengan arti sehelai daun yang jatuh dalam pandangan kita. Apa pentingnya bertanya seperti itu, dan sejauh apa pentingnya daun-daun pepohonan bagi kita? Di situlah masalahnya. Kita umumnya cenderung mengabaikan hal-hal yang kecil.


Namun, tidak demikian halnya dengan Allah SWT. Dalam surat Al-An’aam 59 dikatakan, Dia mengetahui setiap helai daun yang jatuh (wama tasquthu min waraqatin illaa ya’lamuha). Bayangkan, setiap helai daun Allah ketahui dengan pasti. Dia justru memperhatikannya, Hal-hal yang dalam pandangan kita kecil, sepele, bagi Dia tetap memiliki nilai dan arti.


Jika yang kita anggap sepele saja Dia perhatikan, apalagi hal-hal yang kita anggap penting. Jika yang kecil-kecil saja tidak pernah lepas dari penglihatan Dia, apalagi yang besar-besar. Jika sesuatu yang sepele helai daun saja Dia perhatikan, apalagi manusia dan semua perbuatannya, karena manusia tentu saja jauh lebih penting daripada sekadar helai daun. Dalam pandangan Allah, semua adalah penting, semua bermakna. Seluruh benda hidup dan benda mati menjadi urusan bagi Dia, tak ada kecuali barang satu dan sedikit pun. Begitu pula atas segala perbuatan manusia di dunia ini, baik amal yang kecil maupun yang besar, yang sedikit maupun yang banyak. Dalam surat Az-Zalzalah 7-8 dikatakan, setiap perbuatan manusia, entah yang baik atau buruk, meski sebiji zarrah (mitsqal dzarratin) akan tetap dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat.


Kita seringkali tidak menyadari atau pura-pura tidak sadar atau bahkan berani melawan kesadaran, bahwa Allah maha menatap apapun yang kita kerjakan dalam kehidupan ini. Buktinya adalah kita selalu saja berani melakukan maksiat-maksiat terutama maksiat yang merupakan dosa kecil yang kita anggap sepele. Kita selalu beranggapan bahwa setelah melakukan hal itu toh kita bisa bertaubat.


Saudaraku, kata rasulullah saw, perumpamaan orang yang melakukan dosa kecil itu adalah seperti seseorang yang mengumpulkan ranting kayu untuk dibuat api unggun, semakin lama semakin menumpuk ranting tersebut. Maka manakala sudah menumpuk kemudian ia membakarnya, maka timbullah api yang besar yang akan mampu membakar segala sesuatu yang ada disekelilingnya. Demikian pula dosa-dosa kecil itu, jika terus kita kumpulkan, maka kita akan semakin asyik dengannya dan semakin lupa untuk kembali ke jalan yang benar, akhirnya dosa besar pun mulai kita lakukan, kemudian kita tersesat semakin jauh dan sulit untuk kembali. Na’udzu billah min dzalik.


Kalau Allah Maha tahu dari kesalahan-kesalahan kecil manusia, apalagi kesalahan-kesalahan besar yang kita lakukan ??


Manusia ini memang cenderung selalu lebih takut kepada yang nampak saja, padahal yang nampak itu punya berbagai kelemahan dan hakikatnya tidak abadi. Sementara Allah yang pada hakikatnya tidak nampak itu tidak kita takuti, padahal kekuasaannya meliputi segala sesuatu dan Sang pemilik keabadian. Ketika seseorang takut kepada pengawasan makhluk, maka ia mencoba untuk mengakali kemampuan pengawasnya dan mungkin saja ia berhasil mengelabui sang pengawas itu. Tetapi siapapun orangnya yang mencoba mengakali Allah Sang Pengawas tertinggi itu, ketahuilah bahwa DIA adalah pencipta akal manusia, DIA akan tetap tahu apa yang kita lakukan bahkan apapun yang kita rencanakan.


Sahabat mari kita banyak mengingat Allah disetiap aktivitas kita,,


Wallahu 'alam.

3 Komentar:

Pada 9 September 2011 pukul 23.30 , Blogger azi mengatakan...

he..... he....
hebat..!!

 
Pada 30 Mei 2013 pukul 03.27 , Blogger de Grafis KaRama mengatakan...

Subhanalloh, perlu disemarakkan kajian ringan 1 atau 2 ayat yg menggugah spt ini agar bs meneguhkan ketauhidan.

 
Pada 1 Juli 2017 pukul 22.11 , Blogger Unknown mengatakan...

سبحان الله.....

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda